Minggu, 06 Mei 2012

Kartu Pengendali Konsumsi BBM, Perkecil Kecurangan
 
 ILUSTRASI
JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI, Satya Widya Yudha mekanisme kartu pengendali dalam membatasi konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi memperkecil potensi penyelewengan.
"Kartu pengendali itu sangat efektif untuk kontrol volume (konsumsi BBM bersubsidi). Itu yang paling penting per kendaraan per hari dijatah," sebut Satya.
Menurut dia, potensi masyarakat untuk melakukan kecurangan akan terbatasi oleh jumlah kartu pengendali yang dicetak. Karena, kata dia, jumlah kartu dicetak sebanyak kuota konsumsi yang dipatok oleh Pemerintah dalam APBN-Perubahan 2012 yakni 40 juta kiloliter. Penerbitan kartu pun akan disesuaikan dengan jumlah kendaraan yang berhak menggunakan BBM bersubsidi.
Apalagi, sebut Satya, kartu seharusnya disertai dengan identitas nama pemilik mobil dan data mobilnya. "Kalaupun ada orang curang menggunakan kartu lain terus join sama tukang pompa bensin, tetap saja volume akan terkontrol," tegas dia.
"Penerbitan kartu sesuai dengan jumlah kendaraan dan volume yang sesuai dengan kuota," papar Satya.
Pemerintah semula sempat berwacana menggunakan kapasitas mesin (cc) ditambah dengan penempelan stiker untuk membatasi konsumsi BBM bersubsidi. Namun, wacana itu disimpulkan sulit untuk dilakukan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, mengatakan, pengaturan berdasarkan kapasitas mesin mudah dalam membuat peraturannya tapi sulit untuk penerapannya. "Apa ada mobil yang 1.500 cc? Nggak ada. Yang ada 1.490 cc. Nanti ribut di lapangan," sebut Jero, di Jakarta, Kamis (26/4/2012).
Oleh sebab itu, Pemerintah belum mengeluarkan keputusan apapun untuk membatasi konsumsi BBM bersubsidi bagi kendaraan pribadi.