Senin, 07 Mei 2012

Sektor UMKM Jadi Sabuk Pengaman
 
 Pameran Kerajinan - Pengujung melihat sejumlah produk kerajinan seperti batik dan makanan olahan yang dipamerkan di Plasa Simpanglima, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (19/4/2012). Penyelenggaraan pameran ini untuk mempromosikan usaha kecil menengah dengan menjaring konsumen di pusat perbelanjaan.
JAKARTA — Pemerintah akan berupaya memberikan sejumlah fasilitas demi mengangkat sektor informal menjadi formal. Salah satunya dengan pemberian kredit usaha rakyat. "Saya melihat pengalaman sektor informal dan juga UKM (usaha kecil menengah) kita pada tahun 2008 ataupun 1998, yaitu krisis besar kita, mereka jadi sabuk pengaman," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, di Jakarta, Senin (7/5/2012).
Dengan melihat keberhasilan sektor informal dan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) bertahan dalam krisis, pemerintah pun berupaya untuk mengembangkannya. Pemerintah akan mengembangkan sektor informal menjadi formal, sedangkan UMKM menjadi kelas menengah.
"Ini yang paling penting kita berikan fasilitasnya untuk menjaga mereka supaya tidak terlalu rentan terhadap gejolak," kata Hatta.
Salah satu upaya pemerintah adalah pemberian kredit usaha rakyat (KUR). Pemerintah akan menggelontorkan dana Rp 30 triliun untuk KUR bagi sektor informal dan UMKM pada tahun ini. Selain itu, pemerintah akan terus memberikan pembinaan yang dilakukan oleh enam kementerian.
"Usaha-usaha sektor informal yang memiliki kelaikan usaha dia tidak perlu mendapatkan jaminan, kita berikan sampai dengan Rp 500 juta," tutur Hatta.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, semakin banyak masyarakat yang bekerja di sektor formal. Ini ditandai dengan bertambahnya empat juta pekerja pada sektor formal sepanjang Februari 2011 hingga Februari tahun ini. Berdasarkan persentase, jumlah pekerja formal naik dari 34,24 persen menjadi 37,29 persen dari jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2012.
"Pekerja informal turun dari 2,4 juta orang dari 65,76 persen pada Februari 2011 menjadi 62,71 persen pada Februari 2012," ujar Kepala BPS Suryamin, dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin.